Friday 16 December 2011

Cerpen Ababil

Hihihihi... Pengen ketawa kalo inget peradaban jaman dahulu kala... Aku suka bikin cerpen atau tulisan apapun yang kalo dibaca diperadaban jaman sekarang sungguh menunjukkan ke-alay-an dan ke-ababilan ku di masa itu... hhehehe... habis searching-searching tentang kenangan-kenangan jaman dahulu kala... eh, nemu lah beberapa cerpen jaman awal-awal dimulainya peradaban di muka bumi... ini salah satu cerpen yang menurutku masih layak edar... hhahaha... *layak edarnya begini, yang ga layak gimana woy?




REMIDI 

 Jam di dinding berdetak seperti biasa. Yach, seperti biasanya! Namun, suasana di kelas siang ini tidak seperti biasa. Jam sudah berdetak terus ke arah pukul 3 siang. Hal yang tidak biasa terjadi pada hari-hari biasa. Aku masih tetap duduk di bangkuku, namun tanpa ada Rio yang biasa duduk di sebelahku. Rio sekarang duduk 3 bangku di depanku. Tepat di depanku, bukan lagi Aya yang super cerewet! Tapi sesosok cewek berkulit putih yang sedang serius dengan kertas-kertas yang ada di hadapnya. Sepertinya, dia tidak peduli dengan keadaan sekitar.
Aku masih 'clingak-clinguk', mencari tau, mungkin ada manusia yang berbaik hati melemparkan beberapa kunci jawaban padaku. Aaah… sepertinya percuma! Semua sibuk dengan jawabannya sendiri. Biasanya, Aya yang memberiku kunci jawaban pada saat sulit seperti ini. Walaupun tidak semua jawabannya dia berikan padaku. Tapi, itu cukup membantuku. Yach, temanku itu memang lucu! Dia cewek super judes, tapi dia tidak pernah sanggup melihat wajahku nelangsa.

Waduuuuh… jam di dinding terus berdetak… tuk…tuk…tuk… aku makin panik. . Dari 10 soal remidi Fisika ini, baru seperempatnya selesai. Itupun masih belum lengkap, di tambah lagi aku nggak yakin dengan jawabanku ini 'maknyuss' apa nggak! Aku harus gimana? Aya nggak ikut remidi Fisika, sementara Rio ada di depan sana! Di depanku Cuma ada cewek itu! Cewek kelas sebelah yang kemarin juga ikut remidi kimia bersamaku! Apa aku minta contekkan dia? Huhh… tapi malu nih! Tengsin bo'! lagian, nich cewek tampangnya serem! Kayaknya lebih judes dari Aya! Tapi… Cuma dia harapanku! .
"Ssssst…", dengan suara lirih aku mencoba memanggilnya. Cewek itu menoleh ke arahku dengan wajah judesnya. Ngeri juga sih! Tapi, semua kengerian itu ku singkirkan demi jawaban Fisika. Aku menunjuk kertas-kertas yang ada di hadapannya dengan gerakan seminimal mungkin! Aku nggak mau ketahuan Pak Nur sedang mencotek. Cewek itu memandangku dengan pandangan menyebalkan! Mungkin, karena merasa punya nasib yang sama, akhirnya di gesernya lembar jawabanya hingga bisa terlihat olehku. .

Aku mencatat semua jawaban yang ada di kertasnya dengan kecepatan mobil Ferari terbaru. Aku memang paling cepat dalam urusan Copy and Paste jawaban! Aku hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk finishing jawabanku. Waktu masih terus bergulir. Kini aku sudah tidak panic lagi! Ternyata, cewek di depanku itu lumayan pinter! Eeeeemmm, ternyata dia manis juga yach? Hah..!! Ups! Manis? Masa' sih? Aduuuh… kok jadi bilang cewek judes itu manis sih? Aduh!! Ada-ada aja… .

"Anak-anak segera kumpulkan lembar jawaban kalian sesuai dengan kelas masing-masing!". Suara pak Nur membangunkanku dari pikiranku yang aneh-aneh! Aku segera beranjak dari tempat dudukku dan mengumpulkan lembar jawabannku. Huhh… capeek sekali! Untung saja hari ini mendung, tidak sepanas biasanya. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah bersama Rio. Kami berjalan beriringan. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulut kami. Sepertinya, kami memang terlalu lelah untuk berbicara setelah mengerjakan soal-soal itu. .
Akhirnya aku berpisah dengan Rio di tempat parkir motor. Rio menuju ke ruang OSIS untuk menyeleseikan beberapa proposal kegiatan di Ekstranya. Maklum, dia memang orang penting di OSIS. Aku men-starter motorku. Tidak seperti biasa, aku berjalan pelan. Tidak tahu karena apa! .

Hujan menghadangku di tengah perjalanan dan memaksaku untuk berteduh di sebuah pertokoan. Huh.. dingin! Ku memandang orang-orang yang ada di sekelilingku. Ada banyak orang! Mulai dari pegawai, mahasiswa, anak-anak SMP, SMA daan… Hahh… apa? Cewek judes itu lagi? Kenapa aku ketemu dia terus-terusan sih? Oh iya, aku belum ngucapin terima kasih ke dia! Gimana nih? Apa aku harus ngomong? Aduuhh… kenapa aku jadi gugup gini yach? .
"Hai! Ma kasih buat yang tadi ya?", kataku dengan agak gugup. Dia hanya memandangku.
"Em, ngomong-ngomong rumah kamu dimana? Kok lewat daerah sini?", aku melanjutkan kata-kataku.
"Jalan Senopati", jawabnya singkat. Aduuuh cewek ini kok singkat banget ya ngomongnya? Emang ngomong itu bayar ya?
"Em, ternyata kita sering ketemu ya?", aku mencoba membuatnya bicara. Huh… tidak ada respon! Nih cewek!! Amit-amit deh judesnya!
"Eh, aku nanya loh! Kok kita sering ketemu ya?", ulangku. Cewek itu Cuma memandangku tanpa ekspresi!
Ampun dehg! Ni orang buatnya dari apa ya? "Oh, lagi sakit gigi ya? Kok ngomongnya simple banget?", aku masih terus mencoba untuk bisa mengeluarkan suaranya. Dia malah menatap tajam ke arahku!
"Eh, Oh, Sori mbak!". Aku takut juga diliatin kayak gitu.
Hujan sudah semakin reda. Aku ingin segera pulang ke rumah! Udah lapar banget!
"Mbak hujannya udah berenti nih? Nggak balik?', Tanyaku sopan.
Dia masih diam tanpa sepatah katapun. "Ya udah mbak! Aku balik dulu ya?", pamitku.
Aku segera beranjak menuju motorku.
 "Heiii…". Tiba-tiba ada suara dari belakang yang memanggilku, aku pun menoleh.
"Aku Pipik! Ma kasih buat obrolannya!", teriak suara yang tadi.
Hah? Obrolan? Dia aja nggak respect sama omonganku! Itukah yang disebut ngobrol olehnya? Aku Cuma tersenyum manis pada cewek judes yang ternyata manis sekali itu… 

Jangan abaikan suatu perbuatan baik, meski itu hanyalah senyuman
 22 Maret 2007

No comments:

Post a Comment

'bout me...

My photo
Lamongan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
a future pharmacist... I'm learning more about many things!!